Posts

Masihkah Media Mainstream Jadi Rujukan Informasi

Image
Saya foto sebuah headline berita koran dan mengirimkannya di grup whatsapp jam 7 pagi, sontak seorang sahabat yg mmg wartawan koran langsung merespon "tumben, hari gini ada yg msh baca koran". Haha sambil nyeruput teh saya balas "tenang bro, org spt sy tetap percaya media cetak mainstream, dan akan mkin banyak kalau para jurnalisnya tetap menjaga idealisme dan terus memperbaiki teknik dan model menulisnya." sulit memang media cetak bertahan di dunia digital seperti sekarang, ada banyak informasi yg bisa kita dapatkan hanya bermodal hp pintar yg sering lebih pintar dari penggunanya, dan paket data sekali pake buang. Saya masih ingat komentar seorang jurnalis perang yang ditulis dalam sebuah liputan tentang perang Yugoslavia di koran kompas, saya masih SD waktu itu, tidak ingat nama jurnalisnya tapi komentarnya, media cetak lebih banyak memaparkan fakta dari media elektronik, televisi sering menyembunyikan fakta. masa itu memang hanya TVRI media TV yg kita punya. La

Pembangunan E-Gov dalam perspektif PEGI

Image
Terminologi Electronic Government atau E-Gov menjadi makin populer digunakan dan diimplementasikan di berbagai daerah, khususnya pemerintahan, kesan ini sangat positif karena mau tidak mau, tuntutan paperless demi kelestarian lingkungan, efektivitas dan efisiensi, hal ini harus dilakukan, namun dibanyak tempat kita masih menemukan kelemahan dalam perencanaan atau skema besar dalam penerapannya. Tak jarang, kita temukan sebuah aplikasi bagus akan keteteran di tahun kedua, atau infrastruktur bagus akan mangkrak di tahun berikutnya dsb, ini yang saya maksud dengan skema besar yang kurang dipahami diatas.

Jurnalisme Pemalas Yang Malu Malu Kucing

Image
Inspirasi catatan ini adalah, dua fenomena yang sering kita temukan akhir-akhir ini, pertama, lunturnya idealisme para wartawan yang saya sebut sebagai pendangkalan akidah jurnalistik, dan kedua, sikap malu-malu media tuk mengaku sebagai partisan. Catatan ini terbatas dalam lingkup media konvensional di kalimantan tengah, jika ada kesamaan fenomena di tempat lain, ahh anggaplah itu sebuah kebetulan, apalagi jika ternyata catatan ini tak sesuai pandangan anda, anggaplah ini sebagai sebuah catatan yang ngawur, mungkin memang kita ada pada frame of thinking and field of experience yang berbeda. Tapi santai saja, salah satu ciri tulisan saya adalah tak pernah mengkritik tanpa memberikan alternatif solusi. Bagi saya, solusi harusnya menjadi alasan sebuah kritikan, jika tidak itu namanya kebencian !

Dinas KOMINFO dan Harapan LASSWELL

Image
Awalnya tulisan ini mau saya beri judul ‘Dinas Kominfo dan PR besar komunikasi’, namun saya berubah pikiran, dan mengambil judul diatas, walau secara pribadi saya tidak mengidolakan Harold Lasswell, tapi Teorinya tentang komunikasi jadi berkah luar biasa bagi dunia komunikasi hingga saat ini, yang sayangnya, belum mampu secara optimal dimanfaatkan dalam berbagai bidang pekerjaan sebagai sebuah sistem yang harus dirawat, saya mengemas pernyataan terakhir barusan dalam judul, dengan kata “Harapan”.

Happy St. Totteringham's Day 2016

Image
Rivalitas dalam sepakbola itu biasa, selama nuansa rivalitas untuk membangun rasa bangga terhadap tim idolanya. Bagi pecinta club liga inggris Arsenal, pasti tahu kalau rival sesungguhnya adalah Tottenham Hotsp*rs. Memang tidak segempita pertandingan antara Inter Milan versus AC. Milan di Italia, atau Barcelona vs Real Madrid di Spanyol, tapi rivalitas Arsenal dan Sp*rs ini bukan rivalitas biasa. Persaingan dua club ini dimulai saat Arsenal pindah dari Plumstead ke Highbury yang terletak di London Utara. Inilah yang memunculkan persaingan sengit karena markas mereka hanya berjarak empat kilometer. Bayangkan, jarak antara Surabaya dan Malang yang 89 KM saja bisa sangat gaduh saat Persebaya ketemu Arema, atau jarak 150 KM Jakarta – Bandung bisa membuat Mabes Polri turun tangan saat Persija ketemu Persib, apalagi yang cuma berjarak 4 KM. Rivalitas kedua tim makin panas karena di kalangan fans Arsenal diharamkan untuk menyebut nama club tetangga itu dengan sempurna, maka lahirny

Menjadi pemimpin organisasi komunitas (Teknik memimpin rapat) #2

Image
Tidak semua pemimpin organisasi mengerti cara memimpin rapat yang baik, padahal ini skill awal yang harus dikuasai oleh pemimpin organisasi. Memimpin rapat bukan saja mengarahkan pembicaraan dalam rapat terhadap pembahasan agenda yang sudah ditentukan tapi juga sebagai bagian dari sistem untuk pengkaderan dalam melatih anggota rapat bagaimana menyampaikan pendapat. Brainstorming - mempersilahkan anggota menyampaikan pendapatnya tanpa dikritik terhadap topik bahasan - menjadi penting untuk digunakan. Berikut adalah beberapa tahapan yang bisa dilakukan oleh pemimpin rapat dalam memimpin rapat2 organisasi

Menjadi pemimpin organisasi komunitas (berbagi pengalaman bagi pemula) #1

Image
Banyak organisasi komunitas kesulitan menemukan orang   mau untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan organisasinya karena melupakan satu hal mendasar dalam ritme organisasi yaitu pengkaderan. Persoalan mampu dan tidaknya itu soal nanti, tapi kalau “mau” saja sdh tidak ada, bagaimana suatu organisasi dapat berlanjut. Selama terlibat dalam berbagai organisasi komunitas (dalam bagian akhir saya menyebutkan beberapa organisasi yang pernah diikuti) saya menemukan persoalan mau dan tidak mau bukan hanya soal tertarik atau tidak, tp kebanyakan justru soal ketidakpercayaan diri dalam mengelola organisasi dan ketidakmampuan melihat manfaat jangka panjang   dalam berorganisasi. Hal ini disebabkan karena organisasi hanya fokus pada pelaksanaan kegiatan, berproses secara alami bukannya merancang proses itu sebagai sebuah sistem yang bukan hanya memproduksi kegiatan saja, tapi juga kader-kader yang berkualitas. Sistem itu harus dirancang, istilah saya sistem itu perlu di “intervensi”. Pemimpin ya