Keramahan Nusantara...


Foto Pramugari Garuda *bukan Iza spt dalam cerita

Saya berada diatas pesawat Garuda Indonesia penerbangan GA406 menuju Denpasar dari Jakarta saat tulisan ini dibuat. Keinginan membuat tulisan ini muncul setelah melihat senyum ramah pramugari Garuda dengan lesung pipinya. Iza, begitu nama yg tersemat di dadanya tepat di bawah logo wings. Dia dengan ramah menyapa setiap penumpang yang naik "selamat siang pak, selamat siang bu", sebaris senyum plus lesung pipinya membuat setiap orang yang disapa langsung 'tune-in' dengan suasana pesawat. Saya lalu duduk dengan santai karna sapaannya tadi membuat hati tenang siap menikmati penerbangan kali ini bersama Garuda Indonesia.
Belum lama duduk, saya dikejutkan lagi dengan kejadian indah lainnya. Sepasang suami istri bule yg mungkin agak terlambat boarding terlihat buru2 masuk dan mencari tempat duduknya. Iza dgn ramah kembali memeriksa boarding mereka dan mempersilahkan duduk. Pria bule tadi duduk tepat di depan saya, kursinya 16E, sementara istrinya harus terpisah d seberang, kursi 16C.
Dengan raut yg kelihatan agak kecewa karna harus terpisah dalam perjalanan menuju pulau yg sering disebut dengan pulau surga, pria bule itu lalu bersiap duduk di kursinya. Tiba2 seorang bapak yang duduk di kursi 16D,persis sebelah pria bule itu berdiri dan dengan tersenyum berkata "mungkin lebih baik kalian tetap bersama", dia lalu mempersilahkan istri pria bule tadi duduk di kursinya dan dia pindah ke kursi seberang. Pasangan bule asal australia ini (terlihat dari pin bendera aussie di topi mreka) begitu senangnya hingga beberapa kali tersenyum dan mengucapkn terima kasih pada bapak itu.Sahabat FB, itulah keramahan nusantara sesungguhnya, nilai2 keramahan spt ini sdh jarang kita temui. Saya pernah melihat kejadian sebaliknya saat perjalanan dari Palangkaraya-Jakarta beberapa waktu lalu. Seorang bapak tidak mau memberikan kursinya pada seorang suami yang terpisah duduk dari istri dan dua anaknya yg masih kecil hanya karna cara meminta yg tidak menggunakan kata "tolong". Saya yg duduk di belakang mereka lalu memberikan kursi saya pada si suami supaya bisa tetap duduk dekat istrinya sambil mengawasi anak2nya. Dari dialeknya saya tau bahwa bapak yg terlanjur tersinggung itu berasal dari Pulau Jawa sedangkan suami istri itu dari Sumatera, saya jadi maklum saat itu dan mengambil kesimpulan sementara karna memang mreka berasal dari budaya yg berbeda...tapi kejadian barusan membuat saya berpikir lagi kesimpulan itu. Bapak di sebelah pria bule tadi jelas orang Indonesia dan jelas juga mreka berbeda budaya bahkan bahasa. Tanpa si bule meminta, bapak itu langsung menawarkan. Ternyata, keramahan itu bukan tergantung budaya, tidak tergantung anda dari suku apa, tapi itu integritas pribadi yg lahir dari kebiasaan dan kerendahan hati. Mmmhh...,keramahan, nilai hidup yg sdh jarang ada karna tidak kita biasakan... Sahabat FB, jika suatu saat kita ada kesempatan berbagi sedikit kenyamanan untuk menolong orang lain, take it, karena itulah Keramahan Nusantara, ..Mari Biasakan...

Popular posts from this blog

Menjadi pemimpin organisasi komunitas (Teknik memimpin rapat) #2

Happy St. Totteringham's Day 2016

Pembangunan E-Gov dalam perspektif PEGI