Selalu ada pemandangan lebih indah, dari tempat yang lebih tinggi

Judul diatas merupakan kalimat yang pernah diucapkan almarhum ayah, saat aku masih kecil kira2 usia 8 tahun, dia menunjukan sebuah gambar dari koran harian kompas, gambar seorang pendaki diatas gunung, ayah yang selalu mengajarkan saya dengan cara2 yg unik ini lalu bertanya "Feb, kenapa banyak orang suka naik gunung?", saya yg saat itu dalam pikiran isinya cuma mainan perang2an, layangan dan mandi di pantai hanya menggeleng dan bilang "gak tau pa". dengan santai ayah sambil menghisap rokoknya - rokok merk Filtra warna bungkusnya kuning emas - memberi jawaban atas pertanyaannya sendiri "Karna selalu ada pemandangan lebih indah, dari tempat yang lebih tinggi".



Butuh waktu puluhan tahun kemudian baru saya mengerti kalimat itu, jika kita ada dalam posisi ekonomi yg lebih tinggi maka kehidupan ekonomi kita akan lebih indah, jika kita berada pada posisi sosial yang lebih tinggi maka kita akan menikmati kondisi sosial yang lebih indah, demikian juga dengan pendidikan, jika kita berada pada pengetahuan yang lebih banyak dan beragam maka pandangan hidup kita akan masalah akan lebih baik. ayah saya, saat itu sedang mengajarkan bahwa jika kita menginginkan sesuatu, maka "mendakilah", akan ada jalan terjal itu pasti, akan ada rasa capek itu juga pasti, akan ada pilihan untuk putus asa, itu pasti . tapi pemandangan yang sangat indah menanti kita di ujung sana, jika kita tetap mendaki dan mendaki.

Sahabat, jika saat ini anda sedang beristirahat dan berdiri dengan 'pemandangan' yang seadanya, ijinkan saya mengajak anda, "Mari Mendakilah", selalu ada pemandangan yang lebih indah dari tempat yang lebih tinggi, Trust me !

*FAB - Merapi 07 Maret 2014

Popular posts from this blog

Menjadi pemimpin organisasi komunitas (Teknik memimpin rapat) #2

Happy St. Totteringham's Day 2016

Pembangunan E-Gov dalam perspektif PEGI