Berikan kesempatan orang baik memimpin kita jd lebih baik
Pernah terpikir untuk tidak membuat tulisan ini, sebuah kesaksian
tentang seorang pemimpin yang baik dan rendah hati, toh menurutku
kebaikan akan selalu menang, ternyata itu salah, era digitalisasi media
seperti sekarang, media mampu membuat orang baik menjadi nampak buruk.
Dan sebuah dosa besar bagi kita jika membiarkan orang-orang baik seperti
itu kehilangan kesempatan memimpin kita sebagai sebuah bangsa menjadi
lebih baik. Tulisan ini tidak ditujukan bagi mereka yang sudah mempunyai
pilihan pada pilpres tanggal 9 besok, tulisan ini ditujukan buat mereka
yang belum punya pilihan dan sedang mempertimbangkan akan memilih
siapa. Dalam ruang kuliah komunikasi, kita sering ditekankan untuk
cerdas membedakan realitas virtual (internet) dengan realitas empiris (nyata), karna tidak semua realita yg terjadi di dunia virtual itu similar
dengan kenyataan sehari-hari. Nah, saya mau ceritakan ketika bertemu
dengan Jokowi dalam satu kesempatan, ini realitas empiris, bukan
realitas virtual walau anda membacanya lewat media virtual
tapi garansi buat mereka yang mengenal saya, anggaplah saya sedang
bercerita dgn mulut saya tentang seorang Jokowi yang saya tau.
Tahun 2010 di Hotel Grand Inna Sanur-Bali, Jokowi diundang oleh Kementerian Perhubungan RI dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) untuk mempresentasikan keberhasilannya sebagai Walikota Solo dalam menertibkan lalu lintas dan mendapatkan anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN). Solo bahkan lima kali berturut-turut mendapatkan anugerah kebanggaan dari Kementrian Perhubungan itu hingga diberikan penghargaan Wahana Tata Anugerah Kencana, karna sudah lima kali mendapatkan anugerah yang sama. Saya sendiri hadir dengan beberapa teman sebagai staf yg mendampingi Kadis Perhubungan dan Wagub Kalteng dalam Rakornis tersebut.
Saya tidak akan menceritakan prestasi Jokowi di Solo maupun DKI, sudah banyak yang menceritakan itu, saya mau cerita saat sore hari di lobby di Hotel Grand Inna Sanur, sehari sebelum Jokowi presentasi, saya blum mengetahui wajah walikota solo dua periode itu seperti apa. Saya duduk membaca koran yg tersedia di lobby, sambil “mangku-kaki” ini sudah kebiasaan saya sejak dulu kalau baca koran. Tidak banyak orang di lobby saat itu, tak lama kemudian ada seorang usia 40an dengan kaos kerah polos dan jeans,menuju ke tempat duduk saya, diikuti oleh seorang muda yg juga menggenakan kaos kerah di belakangnya. Saya duduk di sofa paling ujung depan jadi untuk menuju sofa berikutnya memang harus melewati saya yg sedang membaca dengan santai dan cool-cuek (ini juga kebiasaan sy hehe). Sosok yang memang kelihatan humble itu dengan sedikit menunduk dan tangan terbuka kebawah, ya seperti biasanya orang mau lewat dan bilang permisi, orang tua itu melakukan hal yang sama saat melewati saya sambil bilang “permisi dik” dan tersenyum melihat saya. Reaksi saya juga tetap cool, dan hanya memiringkan sedikit kaki saya, dan bilang “silahkan pak”, tanpa menurunkan kaki saya. Dia lalu duduk tidak jauh dari saya dan mengambil koran lain untuk dibacanya. Anak muda yang dibelakangnya tadi memilih berdiri saja tak jauh dari dia. Besoknya, saat Rakornis dimulai, dan Direktur Perhubungan Darat Kemenhub RI memperkenal para narasumber, salah satunya adalah Wagub Kalteng Bpk. Achmad Diran, disamping pak Diran, sudah duduk orang yg kemarin melewati saya dan saya cuekin itu, diperkenalkan sebagai Walikota Solo Joko Widodo.
Saya kaget bercampur malu, gilaaaaa, orang ini walikota yang prestasinya luar biasa, tapi begitu sederhana, begitu rendah hati, dan tidak menggunakan sistem yg ada pada dia untuk menunjukan kekuasaannya, buktinya ajudannya tidak mendahului dia saat di lobby untuk menyuruh saya pindah misalnya, atau menyiapkan tempat duduk buat dia, seperti kebanyakan ajudan pejabat saat ini yang seperti lebih berkuasa dari pejabatnya sendiri. Dan saya makin kagum saat dia mulai berbicara tentang pendekatannya yg persuasif saat menertibkan kota solo, sampai saat ini saya masih simpan powerpoint presentasinya.
Ini orang baik, bagi anda yang pernah bertatap muka dengannya dan merasakan getaran suaranya yang tulus saya yakin anda akan sepakat dengan saya, ini orang baik yang harus diberikan kesempatan untuk menata bangsa ini jadi lebih baik. Dan tgl 10 Juli akan menjadi hari penyesalan, jika kita tidak turun tangan memilih orang-orang baik seperti ini tanggal 9 juli nanti.
Sebagai orang komunikasi, saya melihat bangsa ini tak pernah kekurangan orang yang cerdas, tak pernah kekurangan orang yg tegas, tapi kita kekurangan orang-orang yang tulus untuk memimpin negara ini. Salam Dua Jari Pak Jokowi, doa dan spirit saya ada bersama jutaan orang yang melindungi orang-orang tulus seperti anda.
*FAB 3/07/2014
Tahun 2010 di Hotel Grand Inna Sanur-Bali, Jokowi diundang oleh Kementerian Perhubungan RI dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) untuk mempresentasikan keberhasilannya sebagai Walikota Solo dalam menertibkan lalu lintas dan mendapatkan anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN). Solo bahkan lima kali berturut-turut mendapatkan anugerah kebanggaan dari Kementrian Perhubungan itu hingga diberikan penghargaan Wahana Tata Anugerah Kencana, karna sudah lima kali mendapatkan anugerah yang sama. Saya sendiri hadir dengan beberapa teman sebagai staf yg mendampingi Kadis Perhubungan dan Wagub Kalteng dalam Rakornis tersebut.
Saya tidak akan menceritakan prestasi Jokowi di Solo maupun DKI, sudah banyak yang menceritakan itu, saya mau cerita saat sore hari di lobby di Hotel Grand Inna Sanur, sehari sebelum Jokowi presentasi, saya blum mengetahui wajah walikota solo dua periode itu seperti apa. Saya duduk membaca koran yg tersedia di lobby, sambil “mangku-kaki” ini sudah kebiasaan saya sejak dulu kalau baca koran. Tidak banyak orang di lobby saat itu, tak lama kemudian ada seorang usia 40an dengan kaos kerah polos dan jeans,menuju ke tempat duduk saya, diikuti oleh seorang muda yg juga menggenakan kaos kerah di belakangnya. Saya duduk di sofa paling ujung depan jadi untuk menuju sofa berikutnya memang harus melewati saya yg sedang membaca dengan santai dan cool-cuek (ini juga kebiasaan sy hehe). Sosok yang memang kelihatan humble itu dengan sedikit menunduk dan tangan terbuka kebawah, ya seperti biasanya orang mau lewat dan bilang permisi, orang tua itu melakukan hal yang sama saat melewati saya sambil bilang “permisi dik” dan tersenyum melihat saya. Reaksi saya juga tetap cool, dan hanya memiringkan sedikit kaki saya, dan bilang “silahkan pak”, tanpa menurunkan kaki saya. Dia lalu duduk tidak jauh dari saya dan mengambil koran lain untuk dibacanya. Anak muda yang dibelakangnya tadi memilih berdiri saja tak jauh dari dia. Besoknya, saat Rakornis dimulai, dan Direktur Perhubungan Darat Kemenhub RI memperkenal para narasumber, salah satunya adalah Wagub Kalteng Bpk. Achmad Diran, disamping pak Diran, sudah duduk orang yg kemarin melewati saya dan saya cuekin itu, diperkenalkan sebagai Walikota Solo Joko Widodo.
Saya kaget bercampur malu, gilaaaaa, orang ini walikota yang prestasinya luar biasa, tapi begitu sederhana, begitu rendah hati, dan tidak menggunakan sistem yg ada pada dia untuk menunjukan kekuasaannya, buktinya ajudannya tidak mendahului dia saat di lobby untuk menyuruh saya pindah misalnya, atau menyiapkan tempat duduk buat dia, seperti kebanyakan ajudan pejabat saat ini yang seperti lebih berkuasa dari pejabatnya sendiri. Dan saya makin kagum saat dia mulai berbicara tentang pendekatannya yg persuasif saat menertibkan kota solo, sampai saat ini saya masih simpan powerpoint presentasinya.
Ini orang baik, bagi anda yang pernah bertatap muka dengannya dan merasakan getaran suaranya yang tulus saya yakin anda akan sepakat dengan saya, ini orang baik yang harus diberikan kesempatan untuk menata bangsa ini jadi lebih baik. Dan tgl 10 Juli akan menjadi hari penyesalan, jika kita tidak turun tangan memilih orang-orang baik seperti ini tanggal 9 juli nanti.
Sebagai orang komunikasi, saya melihat bangsa ini tak pernah kekurangan orang yang cerdas, tak pernah kekurangan orang yg tegas, tapi kita kekurangan orang-orang yang tulus untuk memimpin negara ini. Salam Dua Jari Pak Jokowi, doa dan spirit saya ada bersama jutaan orang yang melindungi orang-orang tulus seperti anda.
*FAB 3/07/2014