Posts

Showing posts from December, 2014

Menjadi pemimpin organisasi komunitas (Teknik memimpin rapat) #2

Image
Tidak semua pemimpin organisasi mengerti cara memimpin rapat yang baik, padahal ini skill awal yang harus dikuasai oleh pemimpin organisasi. Memimpin rapat bukan saja mengarahkan pembicaraan dalam rapat terhadap pembahasan agenda yang sudah ditentukan tapi juga sebagai bagian dari sistem untuk pengkaderan dalam melatih anggota rapat bagaimana menyampaikan pendapat. Brainstorming - mempersilahkan anggota menyampaikan pendapatnya tanpa dikritik terhadap topik bahasan - menjadi penting untuk digunakan. Berikut adalah beberapa tahapan yang bisa dilakukan oleh pemimpin rapat dalam memimpin rapat2 organisasi

Menjadi pemimpin organisasi komunitas (berbagi pengalaman bagi pemula) #1

Image
Banyak organisasi komunitas kesulitan menemukan orang   mau untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan organisasinya karena melupakan satu hal mendasar dalam ritme organisasi yaitu pengkaderan. Persoalan mampu dan tidaknya itu soal nanti, tapi kalau “mau” saja sdh tidak ada, bagaimana suatu organisasi dapat berlanjut. Selama terlibat dalam berbagai organisasi komunitas (dalam bagian akhir saya menyebutkan beberapa organisasi yang pernah diikuti) saya menemukan persoalan mau dan tidak mau bukan hanya soal tertarik atau tidak, tp kebanyakan justru soal ketidakpercayaan diri dalam mengelola organisasi dan ketidakmampuan melihat manfaat jangka panjang   dalam berorganisasi. Hal ini disebabkan karena organisasi hanya fokus pada pelaksanaan kegiatan, berproses secara alami bukannya merancang proses itu sebagai sebuah sistem yang bukan hanya memproduksi kegiatan saja, tapi juga kader-kader yang berkualitas. Sistem itu harus dirancang, istilah saya sistem itu perlu di “intervensi”. Pemimpin ya

Kesesatan Perspektif

Image
Bicara tentang perspektif selalu menarik, ini bukan masalah usia atau tingkat pendidikan seseorang, tapi pilihan untuk menempatkan diri dalam berpikir dan merespon. Bagaimana mungkin kita ada dalam lingkungan yang luas dengan berbagai cara pandang orang dalam berpikir, berucap dan bertindak, lalu kita menggunakan perspektif pribadi kita yang terbentuk dengan berbagai pengalaman hidup dan sistem nilai yang dianut oleh kita, keluarga kita, agama kita, atau bahkan komunitas kita, digunakan untuk menilai bahkan menghakimi orang lain yang tidak memiliki pengalaman hidup dan sistem nilai yang sama, betapa teganya diri kita, itu terlihat seperti kita terbiasa makan dengan sendok garpu lalu menghakimi dengan mengatakan “jorok” pada mereka yang makan dengan tangan. Padahal bagi mereka yang makan dengan tangan, itu merupakan “alat makan” paling steril karena cuma digunakan oleh dia dan mungkin buat nyuapain orang2 yang disayang, dibanding dengan sendok makan di warung atau restoran